Rabu, 19 Februari 2014

Pelangi Kikil di Mojosongo

Di Jombang, kini ada pelangi yang terbit saat petang. Lho kok bisa???


Iya, soalnya pelangi ini bukan pelangi yang ada di langit, tapi pelangi warung kikil yang buka saat petang. Kenapa disebut pelangi, karena tiap warungnya punya warna khas yang beraneka ragam. Ada merah, kuning, biru, ijo….

Waah seru yaa…..


Jadi setiap petang, kikil warna-warni bertebaran di sepanjang jalan raya menuju Makam Gus Dur. Berbeda dengan warung nasi Lodeh Wak Semah yang merajai area sekitar Satlantas,  dan Kikil Mak yang menguasai Pandanwangi Kikil Mojosongo ini banyak bermunculan hampir di beberapa tempat yang dekat di jalan Hasyim Asyari.




Apabila Anda masih belum pernah kesana, Anda bisa memelototkan mata di sisi kanan jalan bila dari arah Surabaya untuk mendeteksi warna-warna khas tiap warung. Jangankan temboknya, kursi dan mejanya pun dicat dengan warna senada untuk memudahkan para wisatawan dan musafir yang kelaparan untuk mendeteksi warung kikil dengan lebih mudah.

Lokasinya dekat dengan Rumah Sakit Nahdatul Ulama yang ada di kiri jalan, sedangkan deretan kikil berada di kanan jalan. Kalau masih belum ketemu juga, Anda bisa bertanya pada penduduk setempat. Biasanya banyak kendaraan terparkir di kanan dan kiri lokasi jalan, dengan tukang parkir yang siap sedia menarik ongkos parkir -____- Maka disitulah tempatnya…..



Semua warung kikil di Mojosongo ini memberikan tampilan yang hampir seragam, dimana disajikan dalam pincuk, dan dilengkapi dengan Lodeh. Tentunya, nasi lodeh ya, kalau es lodeh bisa beli sendiri di Es Lodeh Pak Seger. Hehhehehe…. Selain nasi dengan yang dibubuhi lodeh kikil, para pelanggan bisa request tambahan lauk seperti babat, lidah, maupun kebuk yang biasa disebut paru.




Berikut hasil petualangan Jombang City Guide :

Kikil Merah
Kikil merah mojosongo ini paling dikenal oleh para pecinta kuliner dan paling lama berdiri. Kikil merah ini dikenal sebagai Kikil Gus Dur, bukan karena yang bikin Gus Dur bukaaann…. Tapi kikil merah ini adalah kesukaan Gus Dur semasa hidupnya. Seperti Rujak Bu Bokin, kikil merah adalah salah satu makanan yang paling dirindukan Gus Dur saat pulang ke Jombang.





Dengan lokasi parkir yang lebih luas dibandingkan kikil warna lain, Kikil Merah mampu menampung lebih banyak pengunjung. Buka sejak ba’da maghrib, kikil ini langsung dikerubungi pelanggan yang kelaparan. Xixixixi…..


Kepedasan sampe nangis dlewer-dlewer
Kaos Sego Kikil by Kaos Abangidjo
Awalnya Jombang City Guide berpikir kikil ini berwarna merah seperti namanya, yang terkenal dengan nama Kikil Merah Mojosongo. Atau bumbu dan kuahnya warnanya merah seperti halnya merahnya bumbu Pecel Kebon Rojo. Namun ternyata warnanya tidak merah seperti yang kami bayangkan. Warnanya normal seperti kikil pada umumnya. Dari segi rasa, kikil ini memang paling pedas dibanding para tetangganya, dan menyuguhkan banyak lodeh di tiap porsinya.

Banyak Lodehnya : Berwarna Coklat

Kikil Merah Kesukaan Gus Dur

Kikil Kuning
Kikil Kuning ini dikenal dengan Kikil Bu Tandur. Seperti semua kikil yang dijual di Mojosongo, kikil kuning bu tandur ini menyajikan pilihan lauk dan aneka krupuk, termasuk mengecat hampir semua atributnya dengan warna kuning J. Selain itu tentunya, kikil kuning ini memang warnanya kuning segala perabotnya, tapi kuningnya bukan karena efek isu kuningisasi yang sedang diderita Jombang saat ini. L

Kikil Kuning Bu Tandur - Photo by Abdiel Heru



Yang paling Jombang City Guide suka disini adalah, selain rasanya yang paling enak dengan kuah yang kental dan kikil yang paling nikmat, di Kikil Kuning ini terdapat pilihan minuman es jeruk!!! Allahuakbar….!! Entah karena warna kikilnya kuning, dan es jeruk pun warnanya senada, rasanya Kikil Kuning jadi matching gitu. Hehhehehe…… Ya, memang minum teh setelah makan itu kurang baik, sehingga Jombang City Guide merasa Es Jeruk rasanya paling pas sebagai teman makan J







Kikil kuning ini buka sekitar setelah maghrib, dan biasanya sudah habis pukul 22.00 WIB. Jadi Anda harus pintar-pintar mengambil momentum untuk menikmati Kikil Kuning ini. Kikil kuning juga menyajikan sajian kikilnya dengan pincuk, tapi juga menyediakan mangkuk plastik, yang sangat bermanfaat bagi adik Jombang Citu Guide yang kesulitan makan dengan pincuk.

Si Masnya nih kelihatannya pengen tandhuk

Es Jeruk dan Jeruk Anget yang juga kuning

Kikil Kuning dengan Mangkuk



Kikil Hijau
Kikil Hijau ini mungkin paling baru, paling kecil tempatnya. Sehingga mungkin masih dalam masa pertumbuhan. Kikil hijau juga menyajikan es jeruk yang digandrungi Jombang City Guide. Kikil hijau ini belum seramai kikil dengan warna lain. Jadi kalau gak kuat ngantri di lokasi lainnya, mungkin bisa dicobalah mampir kesini. Biar rame dikit gitu tempatnya J.





Kikil Biru
Lokasinya Kikil Biru bertetangga tidak jauh dari lokasi kikil kuning, sehingga tukang parkirnya kadang rebutan tempat -___-. Kikil biru, dikenal sebagai Kikil Bu Ida, juga menjual nasi pecel maupun Nasi Bali, yang rasanya juga lumayan. Selain itu, rasa Kikil Biru juga cukup enak, tidak jauh beda dengan Kikil Kuning.

Kikil Biru Bu Ida - Photo by Abdiel Heru



Monggo dipun sekecaaken, jangan difoto aja mbak.... xixixi

Kikil biru juga menyajikan sajian kikilnya dengan pincuk, namun juga menyediakan piring rotan, yang sangat bermanfaat bagi anak-anak yang susah makan dengan pincuk seperti adik Jombang Citu Guide.

Kikil Biru berPincuk dengan piring rotan

Jual nasi pecel dan nasi bali juga lhow... lhow... lhow...
Kikil Biru, buka paling awal dibanding para tetangganya, yaitu sekitar pukul 15.00 -16.00 WIB. Sehingga bila Anda yang dari luar kota sedang dalam perjalanan melewati Jombang saat belum maghrib, mungkin hanya kikil ini yang sudah buka, jadi Anda masih bisa menikmati salah satu dari pelangi Kikil di Mojosongo. Kikil ini juga masih buka hingga lebih dari pukul 22.00 WIB, dimana biasanya Kikil Biru akan tutup bila sajiannya sudah habis. Menurut penuturan Bu Ida, biasanya Kikil Birunya akan tutup sekitar pukul 24.00 WIB karena sudah habis dan akan buka keesokan harinya seperti biasa.



Jombang City Guide sering makan disini karena lokasinya paling bersih dibandingkan tetangganya, sehingga lebih nyaman dalam andok activity. Selain itu karena kadang kami lewat di Mojosongo masih sore, sehingga hanya Kikil Biru yang sudah buka. J



Tuh kan masih terang benderang sudah buka...
Mana mobil yang parkir kok ya pas sama birunya kikil...
  
Mungkin kedepannya, akan muncul ‘spektrum’ warung kikil lain lagi yang akan buka di Mojosongo. Hehheheh…… mungkin nanti ada ungu, pink, oranye, nila, atau hitam dan putih. Hehehehhe……


Gimana, para Andokers sekalian, sudah pernah mencoba salah satu kikil di Mojosongo???? Atau bahkan sudah mencoba semuanya???
 Kaos Sego Kikil by Kaos Abangidjo

Tak bisa dipungkiri, sejak Presiden Abdurrahman Wahid wafat, Jombang kembali ramai dikunjungi untuk wisata religi di Tebuireng. Beberapa kuliner menuju lokasi wisata religi sepanjang jalan menjadi ramai dan menjelma menjadi ikon kuliner baru yang bahkan mengalahkan kepopuleran Soto Dhog. Tentunya, terimakasih banyak kepada keluarga Ponpes Tebuireng yang kemudian dari trah keluarganya kembali membawa keberkahan untuk seluruh masyarakat Jombang.


Kikil Mojosongo
Jl. Hasyim Asyari, Jombang
(Dekat Rumah Sakit NU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...